/*releated post
/*end related

Selasa, 21 Agustus 2012

Beginilah Kaum Yahudi Melaksanakan Ritual Pembunuhannya (4)


“Wahai Anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari ahli kitab (Talmud) daripada ayat-ayat Taurat.” (Talmud Kitab Erubin: 2b edisi Soncino).
islampos.com–MEMANG tidak berlebihan ketika seorang Sarjana Yahudi bernama Dibre David begitu memendam kekhwatiran melihat ajaran agamanya. Menurutnya, Yahudi berada dalam posisi terancam. Bagaimana tidak, Yahudi adalah satu-satunya agama yang paling rasis diskriminatif ketika berbicara agama lain. Superioritas diatas ras menjadi pijakan yang membuat Yahudi berkembang menjadi agama “tanpa otak” ketika berbicara manusia. Bahwa telah menjadi rahasia umum teks-teks dalam Talmud begitu pongahnya kala menyentuh pembahasan goyyim (orang di luar Yahudi). “Jika mereka tahu ajaran kami, maka mereka akan membunuhi kami,” tandas Dibre.
Kekhwatiran Dibre David bisa jadi sangat beralasan, sebab Willie Martin dalam The History of Jewish Human Sacrifice mensinyalir ayat-ayat Talmud telah menjadi pemicu dibalik serangkaian ritual pembunuhan yang dilakukan oleh Yahudi. Bahkan Prof. Dr. Muhammad Abdullah Asy Syarqawi, Guru Besar Perbandingan Agama dalam bukunya Talmud: Kitab Hitam Yahudi yang Menggemparkan menyimpulkan bahwa Talmud nyatanya tidak saja menjelaskan konsep utama mengenai spiritualitas Yahudi, tapi juga memprovokasi lahirnya kebencian tanpa dasar kepada orang-orang di luar Yahudi. “Apa boleh buat, kini buku karya para rabbi Yahudi ini sudah menjadi sebuah ‘Kitab Suci’ yang menjadi dasar agama dan pedoman hidup (way of life) bagi mereka. Dari buku ini mereka menyandarkan kesucian sikap dan hukum-hukum pergaulan mereka dengan pihak luar dan dalam Yahudi. Talmud sudah mempersembahkan kepada mereka sebuah surga jiwa yang abadi, yang menjadi rujukan secara serampangan sambil lari dari dunia luar (non Yahudi),” tegas Asy Syarqawi dalam pengantar bukunya.
Menurut Willi Martin, dengan mendasarkan diri bahwa hanya orang Yahudi yang pantas disebut manusia sedangkan kelompok lain adalah binatang, maka tak heran dalam Talmud beredar luas berbagai ayat yang menunjukkan begitu murahnya nyawa seorang non Yahudi. Diantaranya seperti beberapa ayat yang dikutip berikut ini:
“Diizinkan untuk mengambil tubuh dan kehidupan non-Yahudi.” (Sefer Ikkarim IIIC, 25)
“Ini adalah hukum untuk membunuh siapa pun yang menolak Taurat (Talmud – Sanhedrin 59B). “(Dan) Orang Kristen termasuk yang menolak Taurat (Talmud) ” Coschen Hamischpat 425, Hagah 425, 5).
“Setiap orang Yahudi, yang menumpahkan darah orang durhaka (non-Yahudi), sama dengan mempersembahkan kurban kepada Allah.” (Bammidber Raba, c 21 & Jalkut 772).
Keleluasaan Yahudi untuk membunuh orang-orang diluar kelompoknya semakin dimotivasi dengan kutipan beberapa ayat Talmud lainnya. Salah satunya adalah penyebutan derajat manusia non Yahudi yang sama hinanya dengan seekor hewan. Karenanya dengan hal ini Talmud hanya ingin berpesan: Yahudi tidak perlu risih apalagi menunjukkan penyelasan mereka sebagai manusia tanpa belas kasih!
“Orang-orang Yahudi disebut manusia, tetapi non-Yahudi bukanlah manusia. Mereka adalah binatang.” (Talmud: Baba Mezia 114b)
 “Para Akum (Negro) adalah seperti anjing Ya, Alkitab mengajarkan untuk menghormati anjing lebih daripada Akum itu.”  (Ereget Raschi EROD. 22
30)
“Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit.” (Orach Chaiim 57, 6a)
“Meskipun Allah menciptakan non-Yahudi, mereka masih seekor binatang dalam wujud manusia. Hal ini tidak menjadikan seorang Yahudi sedang dilayani oleh
hewan. Oleh karena itu ia akan dilayani oleh binatang dalam bentuk manusia “(Midrasch Talpioth, hal 255,. Warsawa 1855).
“Orang non-Yahudi yang hamil, tidak lebih baik dari hewan yang hamil.” (Coschen Hamischpat 405)
 “Jiwa-jiwa non-Yahudi datang dari roh-roh najis dan disebut babi.” (Jalkut Rubeni gadol 12b)
“Meskipun orang-orang non Yahudi memiliki struktur tubuh yang sama seperti seorang Yahudi, namun jika dibandingkan dengan Yahudi, maka mereka bagaikan monyet dengan manusia.” (Schene Luchoth Haberith, hal. 250b)
Oleh karena itu, orang Yahudi tidak boleh lupa bahwa dalam setiap tarikan nafasnya mereka harus menyadari bahwa mereka tengah hidup diantara binatang. Baik ketika menyantap makanan:  ”Jika Anda makan dengan non-Yahudi, itu sama halnya dengan makan dengan anjing.” (Tosapoth, Jebamoth 94b). Menyambut kematian“Jika seorang Yahudi memiliki pembantu non-Yahudi dari pembantu tersebut meninggal, maka orang tidak boleh mengungkapkan rasa simpati untuk orang Yahudi itu, namun cukuplah Anda  memberitahu kepada orang Yahudi bahwa Tuhan akan menggantikan kerugian anda, “sama seperti jika salah satu dari lembu atau keledai itu telah meninggal.” (Jore Dea 377, 1). Maupun berhubungan seksual: “Hubungan seksual antara non-Yahudi adalah seperti hubungan dengan binatang.” (Sanhedrin 74b)
Dan fakta mengerikan dari “ayat-ayat setan” ini tidak hanya menggantung dalam teori-teori teologi Yahudi, tapi juga menjelma dalam praktik pembunuhan massal yang dieksekusi oleh orang Yahudi. Tahun 1917 adalah tahun sejarah kelam bagi umat Kristiani. Tak kurang dari 35 juta jiwa nyawa mereka melayang ditangan kepemipinan Orang-orang Yahudi pernah memberontak di Rusia pada tahun 1917 dan mendirikan Bolshevisme dibawah kepemimpinan Marxist Rusia seperti Leon Trotsky, Sinojeff dan tokoh-tokoh Yahudi lainnya. Para korban ditembak, disiksa, dan dibiarkan mati kelaparan. Dan di Hungaria, di bawah pimpinan seorang Yahudi Bolshevik bernama Bela Kuhn (1886-1938), sebuah pembantaian mengerikan telah disiapkan di mana puluhan ribu orang Kristen dibunuh.
Oleh karena itu, tepatlah hingga kini Yahudi merasa “berhak”memberondong anak-anak Palestina tanpa pernah merasa berdosa, merampas wilayah Palestina tanpa pernah sungkan bertanya siapakah pemilik sesungguhnya, membiarkan para tatawanan Palestina menderita sakit hingga kematian menghadapinya, “Karena Talmud,” tandas Prof. Asy Syarqawi ketika memberikan pengantarnya bukunya, “adalah inspirator utama bagi pergerakan zionisme di seluruh dunia.” [muhammadpizaronovelantauhidi/islampos]
BERSAMBUNG


0 komentar:

Posting Komentar