/*releated post

Puasa dan Sakit

SAKIT bisa disebabkan berbagai macam hal, karena terlalu letih atau bisa jadi karena “terlalu banyak pikiran” atau penyebab lainnya. Bagaimana jika kita sakit saat bulan Ramadhan ?

Ada Rencana Lain YangLebih Indah

KECEWAKAH ketika hidup tak sesuai rencana? Dari pernyataan tersebut pasti akan jawab dengan tegas, jelas kecewa. Wajarlah bila manusia masih memiliki rasa kecewa. Namun rasa itu tak perlu ditanggapi secara berlebihan, mengapa?

Tokoh-tokoh Yahudi Yang Merusak Pemikiran (1)

SUATU ketika dalam diskusi di kantor Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), DR. Adian Husaini salah seorang cendekiawan muslim Indonesia menceritakan lawatannya selama 22 hari di Inggris. Ia menjelaskan

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

/*end related
Tampilkan postingan dengan label Islampos. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islampos. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Agustus 2012

Tokoh-tokoh Yahudi Yang Merusak Pemikiran (4)


islampos.com—AHAD, (29/7/2012), saya bertemu dengan salah seorang kandidat Doktor Filsafat di Belgorad State University. Beliau menjelaskan pengalaman-pengalaman uniknnya selama tinggal di Rusia. Khususnya pandangannya terhadap seks bebas di Negeri Beruang Merah tersebut.

Pria 40 tahunan itu mengatakan pada saya bahwa Rusia untuk urusan seks tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Karena sepanjang hubungan itu dilakukan suka sama suka, maka tidak akan menuai masalah. Problem baru terjadi ketika cinta dilakukan dengan adanya unsur pemaksaan. “Seperti pemerkosaan,” katanya.

Makanya tidak heran meski ada lembaga pernikahan, tapi gelombang perzinahan betul-betul massif di Rusia. Rusia bukan negeri tanpa agama, tapi mereka bukanlah negara yang menjadikan agama sebagai sumber undang-undang. Kristen sendiri di Rusia bisa jadi mati layaknya di negara Eropa pada umumnya.

Mendengar pernyataan dari Kandidat Doktor Filsafat di Rusia itu, kita tentu ingat nama seorang Tokoh Yahudi bernama Lawrence Kohlberg (1927-1987). Bagi anda yang aktif dalam bidang pendidikan maupun psikologi tentu tidak asing mendengar nama professor di Amerika Serikat tersebut. Ia adalah tokoh kunci di balik maraknya program pendidikan Karaktker.

Perspektif Karakter dalam terminologi Kohlberg memang sangat bermasalah. Bagi pendidikan karakter, anak yang melakukan hubungan seks tidak tergolong dosa sepanjang itu dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Artinya, jika seorang perempuan hamil karena hubungan haram tersebut, maka sang pacar siap untuk menjadi ayahnya. Jadi Kohlberg mau mengatakan bahwa yang jadi masalah bukan hubungan zina-nya, tapi bentuk tanggung jawabnya. Dalam pemahaman Islam, tentu ini bermasalah.

Islam mengajarkan siapapun yang melakukan perzinahan tanpa didahului hubungan pernikahan, maka dia tergolong dosa besar. Terlepas ia mau bertanggungjawab atau tidak. Pelaku perbuatan zina yang belum memenuhi kriteria al-muhshân (belum menikah), maka hukumannya adalah dicambuk sebanyak seratus kali. Ini adalah kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah (cambuklah) tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera (cambuk)”. [An-Nûr/24:2].

Sedangkan pelaku perzinahan yang belum menikah akan dikenakan hukum rajam (dilempar dengan batu) sampai mati. Hukuman ini berdasarkan al-Qur`an, hadits mutawatir dan ijma’ kaum muslimin. Ayat yang menjelaskan tentang hukuman rajam dalam al-Qur`an meski telah dihapus lafadznya namun hukumnya masih tetap diberlakukan. Umar bin Khatthab Radhiyallahu ‘anh menjelaskan dalam khuthbahnya :

“Sesungguhnya Allah telah menurunkan al-Qur`an kepada NabiNya dan diantara yang diturunkan kepada beliau adalah ayat Rajam. Kami telah membaca, memahami dan mengetahui ayat itu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaksanakan hukuman rajam dan kamipun telah melaksanakannya setelah beliau. Aku khawatir apabila zaman telah berlalu lama, akan ada orang-orang yang mengatakan: “Kami tidak mendapatkan hukuman rajam dalam kitab Allah!” sehingga mereka sesat lantaran meninggalkan kewajiban yang Allah Azza wa Jalla telah turunkan. Sungguh (hukuman) rajam adalah benar dan ada dalam kitab Allah untuk orang yang berzina apabila telah pernah menikah (al-Muhshân), bila telah terbukti dengan pesaksian atau kehamilan atau pengakuan sendiri”.

Kohlberg sendiri memilki rekam jejak dalam nuansa zionis yang kuat. Ketika perang dunia kedua berakhir tahun 1945, Kohlberg melakukan perjalanan ke Eropa untuk menuntaskan misi pembentukan Negara Israel raya. Dia kemudian mengajukan diri untuk membantu menyelundupkan pengungsi Yahudi keluar dari Eropa dengan melalui blokade Inggris ke Palestina. Atas keberaniannya itu, Kohlberg sempat ditangkap dan ditahan di Siprus. Sebab pengiriman bangsa Yahudi ke Palestina termasuk kejahatan Internasional kala itu. Namun barisan militer Yahudi, Haganah, berhasil menyelamatkan Tokoh Pendidikan Karakter ini. Kohlberg pun berhasil bebas dan kembali ke Amerika pada tahun 1948.

Kohlberg sendiri menemukan ‘ilham’ dalam merancang pendidikan karakter dari Sistem Kibbutz di Israel. Sistem Kibbutz adalah sistem yang lebih mirip sistem dalam konsep komunisme. Mengenai hal ini, Karl Marx pernah berkata bahwa “ideologi dari para pendiri kibbutz sangat dipengaruhi oleh sosialisme dan zionisme. Dasar pendiriannya dipengaruhi oleh dua dasar ideologi ini: pengalaman pahit dengan antisemitisme yag terjadi di diaspora. Mereka juga dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan patriakhalis yang diwarisi dari Eropa Timur. Dari dasar inilah para pendiri kibbutz mempraktikkan di dalam pemukiman-pemukiman mereka. Mereka menganut sistem tidak ada kelas dalam masyarakatnya. Masing-masing dari anggotanya ‘memberikan apa bisa dia perbuat’ dan ‘akan mendapatkan akan apa yang dia perlukan” (Wikipedia)

Memang pada intinya sistem Kibbutz ini sangat kental mewarnai konsep pendidikan Karakter bahwa baik-buruk suatu nilai ditentukan dalam sebuah konsep yang disepakati manusia secara bersama-sama. Jadi Hukum Tuhan tidak berlaku. Persis seperti negara komunis.

Oleh karena itu, sangat wajar sekali jika Profesor Dadang Hawari, dalam dialog dengan saya beberapa waktu lalu, mengatakan betapa hancurnya Amerika Serikat sebagai sebuah negara. Karena perzinahan, homoseks, lesbianisme menjamur dimana-mana atas nama kebebasan melaksanakan Hak Asasi Manusia. Ya hak asasi untuk bebas dari aturan Tuhan. (Pizaro/Bersambung)

Sumber: islampos.com

Minggu, 05 Agustus 2012

Tokoh-Tokoh Yahudi Yang Merusak Pemikiran (2)


Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (QS al-Baqarah [2]: 87).

islampos.com—KEBENCIAN kaum Yahudi terhadap umat Islam selalu menjadi sebuah perbincangan serius di dalam Al Qur’an. Allah berkali-kali menjelaskan sifat kaum ini yang sungguh tidak rela ketika Islam tumbuh menjadi agama yang benar. Salah satu misi tersebut kini banyak diemban oleh para orientalis Yahudi. Salahsatunya adalah Abraham Geiger (1810-1874).

Bisa dikata Geiger adalah orang yang pertama kali mengatakan Al Qur’an dipengaruhi agama Yahudi. Anda tahu apa judul essainya hingga kemudian memenangkan kompetisi masuk Universitas Bonn tahun 1832? Sangat provokatif, yakni “Apa Yang Diambil Muhammad Dari Yahudi”. Essai ini langsung diseleksi Professor Georg B. F. Freytag dari Fakultas Oriental Studies, Universitas Bonn. Hasilnya, Geiger menang dan mendapat hadiah dari hasil tulisannya. Padahal, saat itu usianya baru 22 tahun

Setahun kemudian essai tersebut lantas diterbitkan  dengan judul “Was hat Mohammed aus dem Judenthume aufgenommen?”. Seperti dikuti dari buku Adnin Armas, Metodeologi Bibel dalam Studi Qur’an, (dalam tulisannya) Geiger menuding kosa kata Ibrani memiliki pengaruh signifikan. Geiger mengutip sebagian kata dalam Al Qur’an yang identik dengan Ibrani seperti Tabut, Taurat, Jannatu ‘And, Jahannam, Ahbar, darasa, Rabani, Sabt, Thaghut, Furqan, Ma’un, Mathani, Malakut. Geiger juga berpendapat Qur’an  terpengaruh ketika mengemukakan, (a) hal-hal yang menyangkut keimanan dan doktrin (b) peraturan-peraturan hukum dan moral dan (c) pandangan tentang kehidupan. Selain itu, Geiger berpendapat cerita-cerita yang ada di dalam Al Qur’an pun tidak lepas dari agama Yahudi.

Senada dengan Geiger, seorang Yahudi lainnya bernama Joseph Horovitz juga menulis dua buah tulisan untuk menyatakan peran Bahasa Yahudi dibalik redaksi Qur’an, yakni sebuah buku berjudul Das koranische Untersuchungen (1923) dan sebuah artikel bertuliskan Jewish Proper Names and Derivatives in the Koran (1925).

Pandangan Geiger ini kemudian diikuti oleh banyak sarjana lainnya, seperti Günther Luling dan Christoph Luxemberg. Karya terbaru yang menghimpun beberapa hasil kajian historis-kritis ala Geiger ini adalah buku yang diedit oleh Tilman Nagel, yaitu Der Koran und sein religiöses und kulturelles Umfeld (2010).

Pesan yang ingin Geiger sampaikan adalah bahwa Qur’an bukanlah sebuah kitab yang suci dan menuding bahwa pada dasarnya Nabi Muhammad bukanlah seorang yang ummi. Pandangan ini banyak ditekankan oleh Geiger.

Hartwig Hirschfeld (1854-1934), seorang Yahudi Jerrnan kelahiran Prussia, juga memfokuskan betapa pentingnya melacak kosa kata asing (Fremdworter) Al-Qur’an. Hirschfeld, yang mendapat gelar doktor ketika berusia 24 tahun, menulis disertasi doktoralnya dengan judul Judische Elemente im Koran. Ein Beitrag zur Koranforschung, Berlin 1878 (Elemen-elemen Yahudi dalam Al-Qur’an. Sebuah Sumbangan untuk Penelitian Al-Qur’an). Delapan tahun kemudian, Hirshfeld menulis Beitrage zur Erklarung des Koran, Leipzig 1886 (Sumbangan untuk Tafsir Al-Qur’an). Ia juga menulis New Researches into the Composition and Exegesis of the Qoran, London, 1901 (Penelitian-penelitian Baru dalam Penulisan dan Tafsir Al-Qur’an).

Menurut Hirshfeld, Muhammad bisa membaca dan menulis. Dalam pandangan Hirshfeld, Muhammad mengetahui aksara Ibrani tatkala berkunjung ke Syiria. Selain itu, fakta menunjukkan Muhammad bisa menulis ketika di Medinah. Sulit dipercaya, tegas Hirshfeld, jika Muhammad tidak bisa menulis ketika ia berusia di atas 50 tahun. Selain itu, Hirshfeld berpendapat banyaknya nama-nama dan kata-kata yang di­ungkapkan di dalam Al-Qur’an menunjukkan Muhammad salah membaca catatan-catatannya yang dibuat dengan tangan yang tidak memiliki skill (The disfigurement of many Biblical narnes and words mentioned in the Qur’an is due to misreadings in his own notes rnade with unskillful hand).

Pernyataan Geiger, Horovitz dan Hirschfeld sudah jauh-jauh hari dipatahkan Al Qur’an itu sendiri. Allah SWT dalam surat Al Fushilat ayat 44 berfirman,  “Dan jika Kami jadikan Al Qur’an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”.  Apakah (patut Al Qur’an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa Al Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab karena ia  adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu, kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada Rasul yang paling mulia (yaitu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam) dengan bahasa yang paling mulia (yaitu bahasa arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia di atas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Ramadhan), sehingga Al-Qur’an menjadi sempurna dari segala sisi.”

Abu Ubayd menjelaskan sekalipun asal muasal kosakata Qur’an bersinggungan dengan bahasa Asing, tidak serta merta bahwa Al Qur’an berasal dari bahasa lain, karena kosakata asing tersebut sudah terarabkan dan memiliki makna tersendiri. Allah, dalam konsep pra-Islam, berbeda dengan Allah dalam konteks agama Islam. “Ini disebabkan Islam membawa makna baru. Islam telah meluruskan, mengIslamkan ajaran yang salah dari jahiliyah, agama Yahudi dan Kristen,” tegas Prof Mohd Nor Wan Daud dalam bukunya The Educational Philosophy.

Hal senada juga dikatakan oleh Syed Naquib Al Attas. Dalam bukunya, The Concept Education in Islam, pendekar Ilmu dari Melayu ini mengatakan bahwa Islamisasi yang dilakukan Rasulullah SAW dengan tanda turunnya wahyu menjadikan bahasa sebagai media yang sangat penting. Bahwa hal pertama yang dilakukan al-Qur’an adalah merombak struktur semantik konsep-konsep kunci dalam bahasa Arab Pra Islam dan memberinya makna baru seperti kata Allah, Haji, maupun nikah. Itulah yang membedakan Al Qur’an dan kitab suci lainnya.

Karenanya, seperti dikatakan Sayyid Quthb  dalam bukunya Indahnya Al Qur’an Berkisah,
menjelaskan mengapa sebagai sebuah kitab suci, al-Qur’an dapat melumpuhkan bangsa Arab. Pakar sastra ini berkesimpulan rupanya al-Qur’an tidak saja kaya dengan susunan redaksinya, tapi juga mengikat beberapa ayat dengan unsur tasyri (penetapan hukum) yang dirasa adil, detail, dan amat tepat digunakan dalam setiap zaman. Yang ini tidak akan mungkin mencoba diselarsakan dalam konteks bahasa Ibrani dengan menjadikan agama Yahudi sebagai induknya. Karenanya, tuduhan dari Geiger, Horovitz dan Hirshfeld bahwa Al Qur’an menjiplak kata-kata dalam Yahudi menjadi gugur dengan sendirinya. (Pizaro/Bersambung)

Sumber: islampos.com

Sabtu, 04 Agustus 2012

Parade Gay Kotori Kesucian Kota Yerusalem


islampos.com—YERUSALEM mendadak menjadi berwarna-warni. Namun, warna-warni ini justru sebuah pengotoran, karena digelarnya parade tahunan kebanggaan kaum gay di Yerusalem. Ratusan peserta, yang tentu saja para gay, menyerbu jalan-jalan ibukota, memegang tanda-tanda yang menandai perayaan 10 tahun parade.

Ratusan petugas polisi dan petugas Penjaga Perbatasan juga ikut mengamankan para peserta parade.

Direktur Eksekutif Open House Yerusalem, Elionr Sidi mengatakan bahwa parade ini “Adalah kesempatan untuk merefleksikan semua perubahan yang telah dialami Yerusalem dalam dekade terakhir ini.”

“Kami tidak lagi melihat insiden seperti tahun 2005 dan 2006. Saat itu telah terjadi hasutan, kerusuhan hingga aksi penusukan terhadap peserta. Meskipun adanya perubahan ini, masih banyak yang harus dilakukan, agar para anggota komunitas bangga,” tambah Sidi.

“Kami belum mencapai normalisasi. Masih ada insiden kekerasan. Lebih sulit untuk menjadi gay atau lesbian di Yerusalem daripada di Tel Aviv,” ujar Sidi.

Pawai telah menjadi titik kuat pertentangan sejak pertama kali turun ke jalan-jalan ibukota. Karena banyak warga Palestina yang menganggap bahwa parade ini adalah bentuk pengotoran terhadap Al-Quds.

Begitu juga kelompok Yahudi Haredi, yang kukuh menentang pawai. Bahkan mereka berencana untuk melakukan protes terhadap pawai yang kontroversial tersebut. [sm/islampos/ynet]

Sumber: islampos.com

Jumat, 03 Agustus 2012

Tokoh-tokoh Yahudi Yang Merusak Pemikiran (1)


islampos.com—SUATU ketika dalam diskusi di kantor Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), DR. Adian Husaini salah seorang cendekiawan muslim Indonesia menceritakan lawatannya selama 22 hari di Inggris. Ia menjelaskan bagaimana geliat perkembangan liberalisme dan keilmuan di Negeri Lady Diana tersebut. Namun yang menarik adalah ketika beliau sampai pada pengalaman bercengkarama dengan warga Yahudi dan Sinagog-sinagog yang ada disana.

DR. Adian menceritakan bagaimana orang Yahudi begitu serius mengkaji pemikiran. Mereka rela menetap puluhan jam di perpustakaan hanya untuk belajar ilmu pengetahuan. Mereka makan di perpus, minum di perpus, dan mandi pun juga disana. Begitu kenang DR. Adian.

Jika kita meneliti lebih jauh, sebenarnya kecintaan Yahudi terhadap ilmu menjadi wajar untuk mereka lakukan. Fakta bahwa Yahudi adalah bangsa minoritas -dan memiliki sejarah tertindas- membuat mereka tidak berbuat banyak selain mempertahankan diri mereka. Mulai dari memperbanyak keturunan, bergerak dalam bidang ekonomi, sampai pada satu tahapan melemahkan pemikiran kelompok-kelompok di sekitar mereka. Namun cara itu tidak akan dapat dilakukan tanpa proses internalisasi ajaran Yahudi betul-betul menyatu terhadap generasi mereka.

Proses internalisasi itu setidaknya dimulai dari bagaimana mereka mempelajari kitab-kitab Yahudi seperti taurat, talmud, mishnah, siddur, dan lain sebagainya. Tiap hari-khususnya hari sabtu- mereka disibukkan dengan mendaras teks-teks Yahudi. Pendidikan ini biasanya dipimpin oleh seorang rabbi yang sudah menguasai teologi Yahudi secara baik.

Satu hal penting untuk dikuasai Yahudi adalah bahasa. Rahel Halabe, seorang praktisi pendidikan Bahasa Ibrani yang terkenal di kalangan Yahudi pernah menulis sebuah buku pengantar bahasa Ibrani berjudul “The Introduction to Biblical Hebrew the Practical Way“. Menariknya, mayor pendidikan Halabe justru Sastra dan Bahasa Arab di Hebrew University, Israel.

Dalam tulisannya, Halabe menjelaskan betapa pentingnya penguasaan bahasa Ibrani bagi seorang anak Yahudi. Halabe beralasan, bahasa Ibrani bagi seorang anak Yahudi, tidak saja semata-mata menjadi tuntutan teologis tapi bahasa Ibrani adalah representasi kultur atau budaya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas seorang Yahudi. Halabe kemudian mendelegasikan tulisan Ibrani modern dalam metode pendidikannya. Hal ini tidak saja untuk memudahkan jalan mereka menguasai percakapan bahasa Ibrani dan literatur modern Ibrani, tetapi juga untuk mendukung studi mereka tentang teks-teks teologi klasik Yahudi seperti Siddur dan Mishnah.

“Introducing young students to modern Hebrew literature will not only ease their way into Hebrew conversation and modern Hebrew literature, but will support their study of the classical texts: Bible, Siddur, Mishnah and more. In fact, studying classical Hebrew will, in its turn, support the learning of modern Hebrew, which draws so much from its layered linguistic traditions,” jelasnya.

Akhirnya ketika semua proses itu telah usai, pada gilirannya, Yahudi pun akan memetik hasilnya. Hasil itu adalah berupa generasi dewasa Yahudi yang terpelajar sekaligus menghargai warisan dan budaya mereka. Ya, bukan budaya yang lainnya.

“In fact, studying classical Hebrew will, in its turn, support the learning of modern Hebrew, which draws so much from its layered linguistic traditions. A rich program offering both past and present will help produce educated adult Jews who are well-read and appreciative of their heritage and culture.”

Dan ketika orang-orang Yahudi betul-betul menguasai konsep ajaran agamanya, barulah mereka akan lebih serius “menjajah” ajaran agama lain. Hal ini betul-betul terjadi tak lama setelah Yahudi berhasil melakukan invasi ke Palestina yang kemudian memunculkan Israel sebagai negara mereka.

Salah satu contoh kasus untuk mewakili kajian ini adalah dengan berdirinya Arabic and Islamic Studies di Hebrew University of Jerusalem atau bisa disingkat sebagai jurusan Studi Islam adan Arab. Dalam bukunya Belajar Islam Dari Yahudi, Herry Nurdi mengatakan bahwa Kajian Islam di Hebrew University sendiri digagas bersamaan dengan keberhasilan zionisme merampas tanah Palestina. Mereka menilai cara menguasai Palestina sebagai representasi islam dengan mengenali agama orang Palestina itu sendiri, yakni Islam.

Bisa dikata, Kajian tentang Islam dan Arab sendiri adalah salah satu kajian tertua di Hebrew University of Jerusalem yang mulanya bernama the School of oriental studies. Namun meski didirikan hanya oleh lima orang Yahudi, jurusan ini kemudian berkembang menjadi jurusan favorit di kampus tersebut. Dan kini tercatat sudah memiliki 32 Profesor dalam bidang Sastra Arab beserta Sejarah Peradaban Islam.

Dan dari Universitas tua di Israel inilah lahir para cendekiawan-cendekiawan Yahudi yang mempromosikan ajaran liberalisme dan bertindak sebagai orientalisme yang sejalan dengan misi kolonialisme, yakni menjajah Islam. [Pizaro]

BERSAMBUNG

Sumber: islampos.com

Tempat Terbunuhnya Dajjal (1)


DARI Abdullah Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda “Ketika saya sedang tidur, saya bermimpi melakukan tawaf di Kaabah, lalu ada seorang berambut lebat yang meneteskan air dari kepalanya, lalu aku tanyakan siapakah ini, mereka menjawab, ”Ibnu Maryam as”, kemudian aku berpaling dan melihat seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah, berambut keriting, matanya buta sebelah, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak (tak bersinar). Mereka mengatakan, ”Ini Dajjal”. Dia adalah orang yang paling mirip dengan Ibnu Qathn, seorang laki-laki dari Khuza’ah,” (HR al-Bukhari, dan Muslim).

Dari Anas, beliau berkata, Rasulullah saw bersabda, “Dajjal itu matanya terhapus (buta), tertulis di antara kedua matanya kafir, kemudian beliau mengejanya, kafir yang boleh dibaca oleh setiap orang muslim dan di antara kedua matanya terdapat tulisan “kafir”,” (HR Muslim).

Pada hadis pertama di atas menyebutkan beberapa ciri fisikal dajjal, yaitu postur tubuhnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, sebelah matanya buta, matanya seperti buah anggur yang masak. Dan pada hadis kedua disebutkan ciri yang lain, yaitu tertulis huruf ‘kafir’ di antara kedua matanya. Tanda itu bisa dipahami oleh setiap muslim baik yang boleh membaca maupun yang buta huruf.

Ummu Syuraik bertanya kepada Rasulullah tentang hari dajjal : “Ya Rasulullah ke mana orang-orang Arab ketika itu?”. Rasulullah menjawab “Jumlah mereka pada waktu itu terlalu sedikit. Mereka lari ke Baitulmaqdis menjumpai Imam (Imam Mahdi) mereka. Ketika Imam mereka sudah berdiri di depan untuk mengimamkan solat subuh, tiba-tiba datang Isa Bin Maryam. Imam itu mahu mundur untuk memberi peluang kepada Isa, tetapi Isa sambil memegang bahu Imam itu berkata : “Teruskanlah, sesungguhnya Iqamat dibacakan untuk engkau”. Maka shalatlah mereka semua di belakang Imam tadi.

“Selesai shalat, Isa A.S. berkata kepada semua jemaah : “Bukakan pintu itu”. Mereka membuka pintu Masjid itu, tiba-tiba Dajjal sudah berdiri di situ dan di belakangnya ada 70,000 orang Yahudi lengkap bersenjata. Melihat Isa A.S. ada di dalam masjid itu, Dajjal tiba-tiba sahaja cair seperti cairnya garam disirami air. Dajjal lari kerana ketakutan Isa terus sahaja mengejarnya kemudian menjumpai di Babu Luddi dan di situlah Isa A.S. membunuhnya. Orang-orang Yahudi cuba melarikan diri dan bersembunyi tetapi semua benda tempat mereka bersembunyi akan berkata-kata dengan izin Allah. Benda-benda dimaksudkan termasuklah dinding, batu, pokok, kayu dan termasuk juga sepohon pokok berduri (disebut pokok Yahudi).”



Lod  (Bahasa Ibrani: לוֹד‎; Arab: اَلْلُدّْ‎, al-Ludd; Greco-Latin Lydda), juga dieja dan disebut Ludd, ialah sebuah pangkalan udara di Daerah Tengah, Israel, sekitar 20 kilometer di tenggara Tel Aviv dan 3 kilometer utara Ramallah. Pada akhir tahun 2007, kota ini berpenduduk 67,000 orang, di mana 80%-nya adalah kaum Yahudi, dan  20% lagi dari umat Arab Palestina.

Nama lama kota ini, selama ribuan tahun, ialah Lydda, Lydea dan Al-Lydd, dan kota ini juga terkenal dengan nama Diospolis. Dalam Injil 1 Tawarikh 8 disebutkan bahwa kota ini menjadi tempat tinggal bagi Suku Bunyamin (anak kepada Nabi Yaakub a.s. dan adik kepada Nabi Yusuf a.s.). Konon, di tempat inilah Santo Peter menyembuhkan seseorang yang mengalami penyakit lumpuh, seperti yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul 9: 32-38.

Di kota ini ada sebuah gereja yang dikenali sebagai: Gereja Santo Georgius dan sebuah masjid yakni: Masjid El-Chodr. Bagian tempat peribadatan itu membentuk kompleks bangunan, gereja dan masjid itu juga memiliki pintu masuk yang unik.





Kota ini dikenali karena mempunyai bandara udara internasional  yang mempunyai banyak persamaan dengan Bandar Tel Aviv yakni Bandar Ben Gurion. Juga telah adanya jalan raya dan jalur KA yang menghubungkan kota ini dengan Tel Aviv.

Bandar udara Internasional Israel Ben Gurion (dahulunya dikenali sebagai Bandara Udara Lydda, RAF Lydda, dan Bandara Udara Lod) terletak di bandar ini. Mengikut perspektif Islam pula, di pagar atau tembok Kota Lod inilah akan terjadinya pembunuhan Dajal oleh Nabi Isa as. [zilzhaal]

Sumber: islampos.com